Berita

Analisis Teknologi Utama BMS Baterai Lithium

Waktu posting: 08-Mei-2024

  • sns04
  • sns01
  • sns03
  • twitter
  • Youtube

Sistem manajemen baterai litium (BMS) adalah sistem elektronik yang dirancang untuk mengawasi dan mengendalikan pengisian dan pengosongan daya sel individual dalam paket baterai litium-ion dan merupakan bagian penting dari paket baterai. BMS sangat penting untuk menjaga kesehatan, keamanan, dan kinerja baterai dengan mencegah pengisian daya berlebih, pengosongan daya berlebih, dan mengelola status pengisian daya secara keseluruhan. Desain dan penerapan BMS baterai litium memerlukan tingkat akurasi dan keandalan yang tinggi untuk memastikan keamanan, efisiensi, dan penggunaan baterai yang tahan lama. Teknologi utama ini memungkinkan BMS untuk memantau dan mengelola setiap aspek baterai, sehingga mengoptimalkan kinerjanya dan memperpanjang masa pakainya. 1. Pemantauan baterai: BMS perlu memantau tegangan, arus, suhu, dan kapasitas setiap sel baterai. Data pemantauan ini membantu memahami status dan kinerja baterai. 2. Penyeimbangan baterai: Setiap sel baterai dalam kemasan baterai akan menyebabkan ketidakseimbangan kapasitas karena penggunaan yang tidak merata. BMS perlu mengendalikan equalizer untuk menyesuaikan status pengisian daya setiap sel baterai guna memastikan bahwa sel-sel tersebut bekerja dalam status yang sama. 3. Kontrol pengisian daya: BMS mengontrol arus dan tegangan pengisian daya untuk memastikan bahwa baterai tidak melampaui nilai terukurnya saat pengisian daya, sehingga memperpanjang masa pakai baterai. 4. Kontrol pengosongan: BMS juga mengontrol pengosongan baterai untuk menghindari pengosongan yang dalam dan pengosongan berlebih, yang dapat merusak baterai. 5. Manajemen Suhu: Suhu baterai sangat penting bagi kinerja dan masa pakainya. BMS perlu memantau suhu baterai dan mengambil tindakan jika perlu, seperti ventilasi atau mengurangi kecepatan pengisian daya, untuk mengendalikan suhu. 6. Perlindungan baterai: Jika BMS mendeteksi adanya kelainan pada baterai, seperti terlalu panas, pengisian daya berlebih, pengosongan daya berlebih, atau korsleting, tindakan akan diambil untuk menghentikan pengisian atau pengosongan daya guna memastikan keamanan baterai. 7. Pengumpulan data dan komunikasi: BMS harus mengumpulkan dan menyimpan data pemantauan baterai, dan pada saat yang sama bertukar data dengan sistem lain (seperti sistem inverter hibrida) melalui antarmuka komunikasi untuk mencapai kontrol kolaboratif. 8. Diagnosis kesalahan: BMS harus dapat mengidentifikasi kesalahan baterai dan menyediakan informasi diagnosis kesalahan untuk perbaikan dan pemeliharaan yang tepat waktu. 9. Efisiensi energi: Untuk meminimalkan kehilangan energi baterai, BMS harus secara efektif mengelola proses pengisian dan pengosongan daya serta mengurangi resistansi internal dan kehilangan panas baterai. 10. Pemeliharaan prediktif: BMS menganalisis data kinerja baterai dan melakukan pemeliharaan prediktif untuk membantu mendeteksi masalah baterai terlebih dahulu dan mengurangi biaya perbaikan. 11. Keselamatan: BMS harus mengambil tindakan untuk melindungi baterai dari potensi risiko keselamatan, seperti panas berlebih, korsleting, dan kebakaran baterai. 12. Estimasi status: BMS harus memperkirakan status baterai berdasarkan data pemantauan, termasuk kapasitas, status kesehatan, dan sisa masa pakai. Ini membantu menentukan ketersediaan dan kinerja baterai. Teknologi kunci lainnya untuk sistem manajemen baterai lithium (BMS): 13. Kontrol pemanasan awal dan pendinginan baterai: Dalam kondisi suhu ekstrem, BMS dapat mengontrol pemanasan awal atau pendinginan baterai untuk mempertahankan kisaran suhu pengoperasian yang sesuai dan meningkatkan kinerja baterai. 14. Optimalisasi siklus hidup: BMS dapat mengoptimalkan siklus hidup baterai dengan mengendalikan kedalaman pengisian dan pengosongan daya, laju pengisian daya, dan suhu untuk mengurangi kehilangan baterai. 15. Moda Penyimpanan dan Pengangkutan yang Aman: BMS dapat mengonfigurasi moda penyimpanan dan pengangkutan yang aman untuk baterai guna mengurangi kehilangan energi dan biaya pemeliharaan saat baterai tidak digunakan. 16. Perlindungan isolasi: BMS harus dilengkapi dengan fungsi isolasi listrik dan isolasi data untuk memastikan stabilitas sistem baterai dan keamanan informasi. 17. Diagnostik mandiri dan kalibrasi mandiri: BMS dapat melakukan diagnostik mandiri dan kalibrasi mandiri secara berkala untuk memastikan kinerja dan keakuratannya. 18. Laporan status dan pemberitahuan: BMS dapat membuat laporan status dan pemberitahuan waktu nyata bagi operator dan personel pemeliharaan untuk memahami status dan kinerja baterai. 19. Analisis data dan aplikasi data besar: BMS dapat menggunakan sejumlah besar data untuk analisis kinerja baterai, pemeliharaan prediktif, dan optimalisasi strategi pengoperasian baterai. 20. Pembaruan dan Pemutakhiran Perangkat Lunak: BMS perlu mendukung pembaruan dan pemutakhiran perangkat lunak agar dapat mengikuti perubahan teknologi baterai dan persyaratan aplikasi. 21. Manajemen sistem multi-baterai: Untuk sistem multi-baterai, seperti beberapa paket baterai dalam kendaraan listrik, BMS perlu mengoordinasikan pengelolaan status dan kinerja beberapa sel baterai. 22. Sertifikasi dan kepatuhan keselamatan: BMS perlu mematuhi berbagai standar dan peraturan keselamatan internasional dan regional untuk memastikan keselamatan dan kepatuhan baterai.


Waktu posting: 08-Mei-2024